Jumat, 26 Februari 2016

STANDAR KOMPETENSI BIDAN 1

STANDAR KOMPETENSI BIDAN
Dosen Pengampu : Tuti Sukini, S.SiT, M.Kes




Disusun Oleh :
Lisbeth Yolanda Pradita         P1337424215001
Maya Wulandari P.G.             P1337424215002
Ervina Suharni Wulandari       P1337424215003
Nur Intan Kartika Sari                        P1337424215004
Annisa Intan Puspitasari         P1337424215005
Arista Widiningtyas                P1337424215006
Sherly Puspitasari                    P1337424215007

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2015/2016
 STANDAR KOMPETENSI BIDAN
KOMPETENSI BIDAN I
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
Pada dasarnya seseorang yang mempunyai profesi sebagai bidan harus memiliki kompetensi sebagai bidan. Namun faktanya pada saat ini bidan mengalami penurunan kualitas di lahan kerja. Walaupun sekarang banyak lulusan bidan, namun tidak memiliki kompetensi sebagai seorang bidan.
  Pengetahuan dan ketrampilan dasar
1.   Kebudayaan dasar masyarakat Indonesia.
Kebudayaan yang mendasar atau sudah mendarah daging pada masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu dan sampai sekarang masih ada serta berlaku dalam kehidupan masyarakat.
2 .    Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern.
       a.    Keuntungan praktek tradisional:
·         Lebih murah biayanya.
·         Menguasai adat dan tradisi masyarakat.
·         Masyarakat lebih bisa menerimanya.( masyarakat kebayakan lebih percaya kepada dukun bayi yang menggunakan cara tradisional daripada seorang bidan yang sudah berpengalaman)
     b.   Kerugian praktek tradisional:
·         Menggunakan cara-cara tradisional yang diwariskan secara turun temurun.
·         Pengetahuan dan pengalaman tenaga kerjanya masih kurang.
·         Alat-alat yang digunakan kebayakan masih sederhana(alamiah)/tidak steril sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
    c.   Keuntungan praktek modern:
·         Sudah menggunakan peralatan yang modern, penyediaan obat-obatan yang lengkap.
·         Higenitas dan tindakan lanjutan perawatannya lebih tepat.
·         Tenaga kerjanya sudah ahli dan mempunyai pengetahuan yang berkembang.
  d.   Kerugian praktek modern:
·         Kurang menguasai adat dan tradisi masyarakat.
·         Biayanya cenderung lebih mahal.
3.     Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawatdaruratan bagi anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan.
Seorang bidan harus melakukan rujukan yang tepat ke institusi pelayanan kesehatan yang lebih tinggi apabila terjadi komplikasi/tanda kegawatdaruratan pada pasien serta menyiapkan transportasi yang memadai,seperti ambulans,mobil kesehatan,dll.
4.      Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di masyarakat.
a.   Penyebab langsung dan tidak langsung kematian ibu
Faktor medis yang menjadi penyebab langsung kematian ibu adalah pendarahan 42%, keracunan kehamilan (eklamsia) 13%, keguguran (abortus) 11%, infeksi (10%), persalinan macet (partus lama) 9% dan penyebab lain 15%. Sedangkan penyebab non medis yakni status nutrisi ibu hamil yang rendah, anemia pada ibu hamil, terlambat mendapat pelayanan, serta usia yang tidak ideal dalam melahirkan, terlalu banyak anak dan terlalu dekat jarak melahirkan.
Beberapa penyebab tak langsung yakni terlambat mencari pertolongan, terlambat membawa ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Penyebab lain yang digolongkan sebagai penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain masih rendahnya status perempuan di Indonesia. Kejadian kesakitan dan kematian ibu hamil juga berakar pada ketidakberdayaan perempuan dalam mendapatkan kesetaraan dalam hal pendidikan, pekerjaan, ekonomi serta dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
b.   Penyebab langsung dan tidak langsung kematian bayi
Ada empat penyebab langsung kematian bayi, yakni berat badan badan rendah mencapai 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian makanan 10%, tetanus 10%, infeksi 5%dan lain-lain 13%. Sedangkan faktor-faktor yang secara tidak langsung menyebabkan kematian bayi berupa kurangnya kesadaran masyarakat bahwa melahirkan berisiko terhadap ibu dan bayi. Selain itu, kurangnya perhatian keluarga (ibu, suami dan nenek) terhadap keselamatan dan kesehatan bayi, kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama kehamilan, rendahnya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan yang disebabkan jarak yang jauh, tidak punya biaya. 
5.      Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kebidanan).
       Memberikan penyuluhan dan pelayanan yang berkualitas, serta memberikan asuhan kesehatan kepada wanita, agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran dalam kehidupannya. Menjelaskan tentang problematika kesehatan dan lingkungan.
6.   Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang tersedia.
Tempat bersalin yang bersih dan nyaman mempengaruhi proses persalinan itu sendiri. Lingkungan yang bersih dapat menambah semangat si ibu untuk melahirkan. Tapi sebaliknya tatanan tempat bersalin yang kotor dapat mempengaruhi psikis ibu dan ketakutan adanya bahaya infeksi yang dapat membahayakan ibu dan bayi yang dilahirkan.
7.      Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
         Memberikan saran kepada ibu yang akan melahirkan agar bersalin di tempat yang menjamin keselamatan dirinya dan juga bayi yang akan dilahirkannya nanti. Menyarankan untuk melahirkan di klinik bidan atau rumah sakit, jangan di tempat dukun atau tempat yang tidak menjamin keselamatan dirinya.
8.     Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyediaan air, perumahan, resiko lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan.
       Untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan nyaman masyarakat membutuhkan lingkungan yang bersih karena lingkungan merupakan peran utama dalam kesehatan. Disamping lingkungan yang sehat juga memerdulikan tempat yangbersih dan nyaman, serta penyediaan air yang bersih.
9.      Standar profesi dan praktik kebidanan.
 untuk menentukan kompetensi yang diperlukan dalam praktek sehari-hari.
Ø  Standar pelayanan umum         : registrasi, rincian kegiatan pelayanan, promosi.
Ø  Standar pelayanan antenatal : identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi abdomianal, persiapan persalinan.

Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan
1.      Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik.
v Epidemiologi : ilmu yang mempelajari hubungan antara berbagai faktor yang menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pada komunitas manusia.
v Sanitasi : menciptakan keadaan lingkungan yang baik untuk kesehatan.
v Diagnosa masyarakat : penentuan  sifat penyakit di lingkungan masyarakat dengan memperhatikan gejala,tanda yang ada.
v Vital statistik :
1.      Salah satu teknik untuk menilai status kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu.
2.      Alat bantu menghasilkan ukuran dalam penafsiran akan fakta kesehatan.
3.      Bagian statistik kesehatan yang menghasilkan ukuran tentang kejadian dalam kehidupan manusia dari konsepsi sampai mati.
4.    Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pemantauan dan penelitian (Slamet, 2004)
Fungsi Vital  Statistik :
1.      Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.
2.      Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.
3.     Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.
4.      Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.
5.      Menentukan keberhasilan program suatu daerah.
6.      Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim pencatatan dan pelaporan.
7.      Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan
Kejadian yang dinilai dalam vital statistik
-Kejadian
-Kelahiran
-Perkawinan
-Perceraian
-Adopsi Penyakit
-Kematian
2.      Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.
v Infrastruktur yang dimaksud adalah puskesmas, klinik bersalin, rumah sakit,dll.
v Sumber daya yang di butuhkan : peran ibu itu sendiri, suami, dan anggota keluarga yang lain.
3.       Primary Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehata  .
      Dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam hidup kita, bagaimana menjaga kesehatan itu sendiri serta cara pencegahan terhadap suatu penyakit yang berbahaya di lingkungan masyarakat.
4.    Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi.
     Dengan memberikan imunisasi terhadap balita secara berkala serta pemberian vaksin untuk pencegahan terhadap penyakit,seperti vaksin hepatitis, cacar, dll.
Penyediaan lapangan yang memadai,seperti posyandu yang berlangsung secara terjadwal.

Perilaku profesional bidan
1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
Filosofi :sesuatu yang bisa memberikan gambaran dan berperan sebagai dasar untuk memberikan informasi dan meningkatkan praktik profesional.
Etika profesi : mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
Seorang bidan harus bisa bertanggung jawab apabila sesuatu terjadi kepada pasien yang ditanganinya. Dan bisa mempertanggungjawabkan di hadapan hukum dan orang/institusi yang bersangkutan.
3.     Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.
Bidan harus berpikir statis (berkembang) mengikuti perkembangan IPTEK, jangan cenderung monoton kepada teori yang sudah ada, padahal teori kebidanan di setiap tahun itu bisa berubah-ubah.
4.    Menggunakan cara pencegahan universal untuk penularan  penyakit dan strategi pengendalian infeksi.
Pencegahan universal yaitu dengan melibatkan banyak orang,misalnya:di rumah sakit melibatkan pasien itu sendiri dengan menjaga kebersihan tempat dan badannya, tenaga medis yang bekerja(dokter,suster,bidan) dengan kebiasaan mencuci dan menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan, serta lingkungan rumah sakit baik kebersihannya, maupun pengunjung yang datang untuk menjenguk pasien.
5.  Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
Seorang bidan harus memberikan pelayanan konsultasi, contohnya pelayanan keluarga berencana. Konsultasi tersebut harus didasari oleh tanggung jawab. Bidan juga harus memberikan rujukan yang tepat. Sebagai contoh, apabila ibu yang akan melahirkan sudah tidak memungkinkan untuk melahirkan di bidan, bidan harus bertindak memberikan rujukan yang tepat yaitu ke rumah sakit atau rumah bersalin.
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
Dalam hal ini bidan dalam melakukan tindakan perlu mengkaji keadaan lingkungan itu seperti apa, dapat memposisikan diri di lingkungan dengan baik, serta menyesuaikan dengan adat budaya yang ada.
7.      Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.  
Bidan menjalin kerjasama yang baik dengan kaum ibu dalam penanganan masalah yang ada pada ibu sesuai dengan apa yang sudah disarankan oleh bidan (saling bertukar pikiran). Bidan juga harus meminta persetujuan secara tertulis,supaya dalam prakteknya nanti apabila terjadi kesalahan tidak menjadi tanggungan bidan seutuhnya.
8.       Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
Bidan harus mendengarkan keluhan-keluhan pasien, bidan juga harus mengambil tindakan yang tepat untuk ibu melahirkan. Dengan hal itu, bidan memfasilitasi ibu yang akan melahirkan.
9        Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.
Misalnya dengan tenaga kerja dirumah sakit baik negeri maupun swasta, tenaga kesehatan masyarakat,dll.
10.     Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
Bidan memberikan saran, melindungi dan mendukung apa yang menjadi pilihan ibu yang  menjadi hak-haknya.          

PRA KONSEPSI, KB, DAN GINEKOLOGI
Pengetahuan Dasar
1-7 di Maya
8.      Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode kontrasepsi
Metode konseling merupakan komponen penting dalam pelayanan KB. Metode konseling dalam memilih suatu metode kontrasepsi akan membantu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya, tentang cara kerjanya, kelebihan serta kekurangannya.
9.      Penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan kelangsungan hidup anak.
Bidan sebagai pelayan kesehatan masyarakat memiliki wewenang untuk memberi penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS serta kelangsungan hidup anak guna memperbaiki kesehatan di Indonesia. Dari pergaulan antara sesama remaja, remaja kadang terjerumus pada pergaulan bebas hingga mulai mencoba-coba untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah, sehingga menjadi resiko tertular penyakit menular seksual HIV/AIDS, maka bidan berperan penting dalam memberikan penyuluhan bimbingan, nasihat, dan konseling agar remaja terhindar dari pergaulan bebas.
10.  Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim terjadi.
Bidan harus mempunyai pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala ISK. ISK adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih. Tanda dan gejala ISK antara lain anyang-anyangan, panas saat buang air kecil, nyeri saat buang air kecil sehingga sampai takut untuk buang air kecil. ISK harus disembuhkan sampai tuntas karena jika tidak ISK ini bisa berlangsung menahun dan bisa bermasalah sewaktu malam pengantin. Selain itu, ISK bisa terjadi pada ibu hamil. Seperti ini kronologisnya, kepala bayi yang berada dikandungan ibu hamil bisa menekan kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi ibu buang air kecil lebih besar. Hal tersebut menyebabkan ibu hamil harus berbolak-balik untuk buang air kecil namun di sisi lain ada beberapa ib hamil yang malas untuk berbolak-balik dan lebih memilih untuk menahannya. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus maka akan menyebabkan ISK. Bidan juga harus bisa mengetahui tanda dan gejala PMS. PMS dapat dit­u­larkan melalui hubun­gan sek­sual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut. Gejalanya meliputi muncul rasa gatal di alat kelamin, keluar cairan dari penis pada pria, dan pada wanita kerap keluar kotoran dari vagina, merasa nyeri di daerah kelamin saat melakukan hubungan seksual dan saat buang air kecil dan muncul lepuh-lepuh pada kulit kelamin yang biasanya akan menjadi koreng. Sebagai bidan seharusnya mampu mengidentifikasi hal di atas sehingga dalam menangani klien dengan masalah diatas dapat terlaksana baik dan PMS tidak terjadi secara luas.

Pengetahuan Tambahan
1.      Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan
Sebagai pengetahuan tambahan, beberapa faktor yang menentukan dalam pengambilan suatu keputusan yang berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan meliputi psikis perempuan yang belum siap untuk mengalami kehamilan, kegagalan alat kontrasepsi. Pada kehamilan yang dialami remaja, disebabkan karena remaja kurang informasi (masih banyak mitos seksual yang beredar di kalangan remaja, informasi yang disebarkan media cenderung permisif, kurang proporsional dalam menjelaskan seksualitas). Di sisi lain, tidak diberikannya hak informasi dan pendidikan kesehatan seksual serta reproduksi kepada remaja sehingga mereka tidak memiliki ketrampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat dan aman dari risiko seksual dan reproduksi
2.      Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, dan proses rujukan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut
Bidan harus memiliki pengetahuan tambahan mengenai indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis seperti sumber daya manusia, ekonomi, adat istiadat dan tempat tinggal. Tingkat sumber daya manusia di daerah yang rendah disebabkan oleh rendahnya pendidikan. Hal tersebut dapat menyebabkan masyarakat kurang memperhatikan kesehatan dirinya sehingga kemungkinan timbulnya suatu penyakit lebih besar. Tingkat ekonomi di suatu daerah berbeda-beda, khususnya di daerah pedesaan terpencil sering dijumpai keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah. Rendahnya ekonomi masyarakat tidak dapat mendukung proses pemeriksaan maupun pengobatan terhadap suatu penyakit kronis. Di suatu daerah masih ditemukan adat istiadat yang kental. Beberapa adat istiadat di masyarakat mempunyai dampak negatif, namun hal tersebut tidak bisa dihapuskan jika bidan tidak bisa menjelaskan sisi baik dan buruk dari adat istiadat tersebut secara ilmiah. Di masyarakat yang masih mempercayai adat istiadat sering ditemukan kejadian apabila ada yang terkena penyakit kronis  mereka lebih memilih untuk pergi ke dukun daripada tenaga medis. Tempat tinggal masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan juga dapat menghambat proses pemeriksaan atau pengobatan terhadap penyakit akut dan kronis yang diderita pasien di suatu daerah pedalaman. Dengan mengetahui semua indikator di atas diharapkan bidan mampu bersikap bijak dan empati.
3.      Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks,fisik.emosi)
Bidan harus mempunyai pengetahuan tambahan tentang konseling dan rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga karena bidan adalah mitra masyarakat. Konseling tersebut bertujuan untuk menenangkan dan meredam gangguan hubungan yang terjadi. Jika gangguan hubungan tersebut tidak diatasi maka akan menjalar ke kekerasan bahkan pelecehan dalam keluarga. Sehingga dengan pengetahuan tambahan tentang indikator dan metode tersebut diharapkan bidan mampu membantu klien khususnya wanita.
Keterampilan Dasar
1.      Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.
Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan dilakukan guna mengidentifikasi informasi masa lalu, saat ini dan potensi masalah klien; menilai keadaan kesehatan klien (fisik, mental, sosial dan lingkungan); membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.  Pengumpulan data tersebut bisa dilakukan melalui wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical assessment)  dan studi dokumentasi. Pengumpulan data tersebut dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment) dan pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).
2.      Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik oleh bidan yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita  contohnya seperti pemeriksaan fisik pada kehamilan. Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan. Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru,reflex, serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi,tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. Pemeriksaan kebidanan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis.
3.      Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit dan analisa uirine.
Bidan harus mempunyai keterampilan menetapkan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium . Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample  dari penderita. Pemeriksaan ini bertujuan mendukung dan menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu bidan mendiagnosis dan mengobati pasien.
4.      Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan tepat.
Bidan harus melaksanakan pendidikan kesehatan dan mempunyai keterampilan konseling dasar guna menjalankan profesinya sebagai mitra masyarakat ke depannya. Bidan harus cakap secara teori dan praktik karena bidan akan berhadapan dengan para klien yang berlatar belakang berbeda-beda. Maka dengan pendidikan kesehatan yang dilakukannya, bidan diharapkan mampu menerapkan ilmunya di kalangan masyarakat serta mampu memberi bimbingan konseling agar tingkat kesehatan di masyarakat terbimbing.
5.      Memberi pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.
 Bidan harus memberi pelayanan KB karena itu merupakan peran bidan sebagai pelaksana. Bidan harus ikut serta untuk mencanangkan program KB pemerintahan guna meminimalisir angka kelahiran di Indonesia. Dalam memberi pelayanan KB bidan harus memperhatikan etika sesuai kewenangannya.
6.      Melakukan pemeriksaan berkala aksepto KB dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan.
Pemeriksaan berkala akseptor KB dilakukan guna mengetahui kondisi pasien setelah menggunakan alat kontrasepsi dan mengetahui penyebab jika kegagalan terjadi dalam ber-KB. Segala keputusan untuk melakukan tindakan selanjutnya ada di tangan pasien sehingga bidan hanya melakukan intervensi sesuai kebutuhan pasien.

7-9 di Maya

ASUHAN KONSELING SELAMA KEHAMILAN
KOMPETENSI KE-3
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
Bidan dalam memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Asuhan antenatal sendiri menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan pelayanan antenatal antara lain:
  1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta janin
  3. Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil
  4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan; melahirkan dengan selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi
  5. Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan pemberian asi eksklusif
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan tumbuh kembang bayi.
  1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
Seorang bidan dalam mendeteksi dini keadaan pasien harus mampu memahami anatomi dan fisologi tubuh manusia. Agar memudahkan mendiagnosis apa yang terjadi dengan pasien maupun kandungan, jika pasien dalam keadaan hamil. Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya.  Contohnya adalah memahami organ reproduksi wanita untuk mempermudah memahami siklus mentruasi dan proses konsepsi. Sedangkan fisiologi adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
  1. Siklus menstruasi dan proses konsepsi
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma.
  1. Tumbuh kembang janin dan dan faktor faktor yang mempengaruhinya.
Seorang bidan harus mampu menganalisis tumbuh kembang janin dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Misalnya keturunan atau bawaan, gizi ibu yang kurang baik atau buruk, dan penyakit infeksi yang diderita ibu hamil.
  1. Tanda – tanda dan gejala kehamilan
Tanda – tanda kehamilan terbagi menjadi tiga jenis. Yaitu tanda dugaan adalah tanda yang dialami oleh ibu hamil namun dialami oleh orang yang tidak hamil dan belum menunjukan tanda kehidupan ataupun konsepsi. Kemudian tanda tidak pasti adalah hamil, namun belum menunjukan hasil konsepsi. Yang terakhir, tanda pasti adalah ibu hamil yang sudah menunjukkan adanya janin  atau sudah ada kehidupan setelah terjadi konsepsi.
Bidan pastilah harus mengetahui terlebih dahulu tanda – tanda dan gejala kehamilan yang dialami wanita. Contohnya gejala yang dapat dilihat secara fisik adalah berhentinya menstruasi, mual muntah, konstipasi, ngidam, payudara membesar, dan bahkan mengalami pingsan, sakit kepala, varises.
  1. Mendiagnosa kehidupan
Dalam mendiagnosa kehamilan biasanya bidan menguji Kadar HCG (Human Chorionic Gonadotropin) di dalam urine maupun darah. HCG merupakan hormon pertama yang diproduksi selama kehamilan. Hormon ini muncul dalam serum darah ibu hamil dan dalam urin di awal berhentinya periode menstruasi. Sehingga penentuan kadar HCG dalam urine dan darah merupakan petunjuk adanya kehamilan. Kemudian, dilakukan dengan cara mendengar suara detak jantung janin, meraba bentuk dan posisi janin serta mengukur panjang janin. Pemeriksaan Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak janin dalam rahim. Selanjutnya, USG (ultrasonografi) merupakan alat yang menggunakan gelombang bunyi berfrekuensi tinggi dengan panjang gelombang yang pendek. Deteksi kehamilan dengan menggunakan USG dapat terlihat mulai usia 4 – 5 minggu setelah haid terakhir.
  1. Perkembangan normal kehamilan.
Dalam perkembangan normal kehamilan seorang ibu yang hamil akan mengalami kehamilan yang umur kehamilannya mencukupi (40 minggu ) tanpa adanya gangguan atau kelainan yang sudah dideteksi oleh bidan atau dokter yang menangani.
  1. Komponen riwayat kesehatan.
Bidan haruslah mengkaji masalah ataupun riwayat kesehatan pasien sebelum melakukan tindakan lanjut seperti pemeriksaan fisik. Dalam riwayat kesehatan, biasaanya tenaga kesehatan akan berusaha memperoleh informasi yang berupa, nama, usia, tinggi, berat badan, masalah atau komplain utama pasien dan riwayatnya, riwayat kesehatan pada masa lalu (seperti penyakit berat, operasi/pembedahan, atau penyakit yang tengah diderita seperti diabetes), kelainan pada organ, riwayat keluarga, riwayat penyakit pada masa kanak-kanak, status sosial, pekerjaan, penggunaan obat, tembakau, alokohol, penggunaan obat rutin, alergi, maupun kehidupan seks.
  1. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal
Komponen – komponen tersebut meliputi penimbangan berat badan ibu hamil, pengukuran tinggi badan ibu hamil, pengukuran LILA ibu hamil, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan daerah muka, leher, suhu, nadi, respirasi, payudara, pengukuran tinggi fundus uteri, menentukan letak janin, pemeriksaan denyut jantung janin, perut, genetalia, oedema pada tungkai, pinggang dan reflex lutut ibu.
  1. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran atau tinggi fundus uteri
Dalam menentukan umur kehamilan, seorang bidan dapat menghitung berdasarkan riwayat menstruasi, contohnya menggunakan metode HPHT. Kemudian berdasarkan tinggi fundus uteri, dalam menentukan umur kehamilan seorang bidan juga dapat menggunakan pemeriksaan klinis untuk menentukan tinggi fundus uteri (tinggi rahim) yang terdiri dari perabaan tinggi rahim (palpasi) dan penggunakan pita ukur.
  1. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan maupun berat, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molahydationsa, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta preeklamsia,
Ibu hamil sangat rentan terhadap penyakit, seperti anemia ringan maupun berat yang biasanya ditandai dengan gejala cepat lelah, pusing atau sakit kepala, sering mual, ujung jari pucat, kelopak mata pucat dan wajah pucat. Contoh lain adalah mengalami hiperemesis gravidarum yaitu keadaan mual dan muntah yang hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari – hari dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 – 20 masa kehamilan, kemudian abortus imminem yaitu perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Molahydationsa ( hamil anggur ) dan komplikasinya, kehamilan ganda, kelainan letak, serta pre-eklamsia ialah komplikasi yang paling umum dari kehamilan dan memengaruhi sekitar 5% dari kehamilan. Kondisi ini terjadi setelah 20 minggu usia kehamilan, tapi mungkin berkembang sebelumnya dalam kasus penyakit trofoblas, kemudian kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik sendiri merupakan kehamilan yang terjadi luar kavum uteri. Dalam mengenal gejal dan tanda sangat diperlukan dengan melakukan pemeriksaan rutin dan pengobatan ke tenaga kesehatan.
11.    Nilai Normal dan Pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula, protein, acetone, dan bakteri dalam urine.
       Setelah mengetahui bahwa ada pasien yang sedang hamil maka seorang bidan harus segera mengambil tindakan pemeriksaan lebih lanjut. Seperti pemeriksaan haemoglobin dalam darah, test gula, protein, acetone, dan bakteri dalam urine. Pemeriksaan tersebut diperlukan agar ibu hamil dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya. Melalui hasil pemeriksaan, bidan dapat segera menyarankan hal apa saja yang perlu dilakukan oleh ibu hamil apabila ditemukan adanya kelainan dan gangguan.

12.    Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik, ketidaknyamana n yang lazim, pertumbuhan fundus uter yang diharapkan.
       Seorang bidan juga harus memantau perkembangan normal yang terjadi pada ibu hamil. Perkembangan tersebut meliputi perubahan bentuk fisik, ketidaknyamana n yang lazim, pertumbuhan fundus uter yang diharapkan. Semua itu di pantau agar perkembangan-perkembangan yang di rasakan oleh ibu hamil selalu normal.

13.    Perubahan spikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga.
       Setiap ibu hamil pasti akan merasakan perubahan psikologis yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis tersebut akan merubah pola pokir ibu hamil dan akan berdampak pada keluarga ibu hamil tersebut. Ada keluarga yang senang dan ada keluarga yang tidak senang terhadap kehamilan tersebut. Sebagai seorang bidan kita harus mampu memberikan motivasi dan dorongan agar kondiso psikologis ibu hamil tetap terjaga.

14.    Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan, dan aktivitas senam hamil).
       Penyuluhan dalam kehamilan juga sangat penting di lakukan. Seorang bidan melakukan penyuluhan kehamilan meliputi perubahn fisik yang terjadi pada ibu hamil, perawatan buah dada agar asi yang keluar saat bayi lahir akan lancer dan ketidaknyamanan pada saat hamil dapat berkurang. Penyuluhan tentang kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan, dan aktivitas terutama senam hamil juga sangat perlu di lakukan oleh seorang bidan. Penyuluhan tersebut di berikan agar ibu hamil melakukan apa yang perlu dilakukan demi menjaga kesehatan diri ibu hamil tersebut dan juga kesehatan janin yang di kandungnya.

15.    Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
       Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah di beri dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaian berat badannya selama kehamilan berlangsung. nutrisi dan gizi tersebut tidak harus di dapatkan dari makanan-makan yang mahal. Sebagai seorang bidan kita harus mampu memberikan saran bagaimana menjapatkan nutrisi dan gizi yang baik tanpa harus membeli makan yang mahal.

16.    Penata laksanaan immunisasi pada wanita hamil.
       Imunisasi pada ibu hamil diperlukan agar menjaga kesehatan ibu hamil dan janin yang di kandungnya. Imunisasi juga diberikan untuk mencegah timbulnya penyakit. Imunisasi pada ibu hamil harus dilakukan secara rutin dan tepat waktu.

17.    Pertumbuhan dan perkembangan janin.
       Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan janin sangat penting dilakukan. Sebagai seorang bidan kita harus memberikan pelayanan yang baik dalam hal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di dalam rahim. Mulai dari menentukan tanggal perkiraan lahir, pengukuran berat badan janin dan aktivitas-aktivitas janin di dalam rahim. Pemantauan di lakukan secara rutin agar mengetahui tumbuh kembang janin secara terperinci.

18.    Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.
       Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi  orang tua sudah harus di persiapkan mulai semenjak kehamilan. Sebagai seorang bidan kita harus dapat memberikn arahan dan masukan kepada calon orang tua tersebut. Mulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik dan juga persiapan persalinan. Persiapan persalinan sudah harus di persiapkan jauh-jauh hari mulai dari siapa yang akan mendampingi saat persalinan, biaya persalinan, kendaraan yang akan di pakai pada saat menuju tempat persalnan dan juga orang yang siap mengambil keputusan dan menandatangangi keputusan tersebut saat terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

19.    Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
       Persiapan keadaan dan rumah / keluarga untuk menyambut kelahiran bayi harus sudah dirancang sejak masa kehamilan. Mulai dari dimana tempat kelahiran, kamar yang nyaman untuk tempat tidur bayi dan ibu, suasanya rumah yang hangat,dan juga kondisi keluarga yang kondusif agar bayi dan ibu melahirkan tetap merasa tenang dan nyaman sehingga mampu membantu mengatasi perubahan psikologis pada saat kelahiran. Keluarga juga harus sudah mempersiapkan nama yang bagus untuk si bayi.

20.    Tanda-tanda dimulainya persalinan.
       Seorang bidan juga harus dapat mengenali bagaimana tanta-tanda dimulainya persalinan dan mampu mengatasi setiap tanda-tanda yang mumcul dengan hati-hati seperti yang sudah diajarkan selama menimba ilmu di prodi kebidanan. Tanda-tanda dimuli persalinan meliputi keluar lender bercampur darah yang berwarna merah muda (Bloody show), pecahnya selaput ketuban, dan terjadinya kontraksi yang sering dan teratur.
21. Promosi dan dukugan pada ibu menyusukan
Banyak sekali pada ibu nifas yang tidak mengetahui cara menyusui yang benar untuk bayi , dan di sini bidan berperan penting  untuk memberikan promosi dan dukungan nya pada ibu menyusukan untuk mengoptimalkan status kesehatan dalam hal menyusui, menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar , mengerti teknik menyusui yang benar  serta peran penting ASI exlusif untuk perkembngan janin.
22. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran
 Pada ibu yang menghadapi persiapan persalinan dan kelahiran mengalami rasa nyeri yang luar biasa , dan rasa nyeri itu dapat dikurangi dengan teknik relaksasi seperti  tarik napas panjang atau menguap selain itu untuk mengurangi rasa nyeri dapat menggunakan strategi / metode Hypnobirthing. 
23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan
Setiap pasien yang berkonsultasi kehamilannya dengan bidan. Bidan wajib mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberika selama masa kehamilan sampai kelahiran bayi , itu meruakan tugas penting bidan untuk mendokumentasikan karna catatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan pada klien.
24. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan
Selama masa kehamilan tentu saja ada ketidaknyamanan , dan ketidaknyamanan itu seperti  keputihan dan bau tidak sedap  namun keputihan itu dapat dikurangi dengan  cara menjaga kebersihan kebersihan alat kelamin dan menggunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering selain itu ada juga nyeri pinggang cara mengatasi nyeri pinggang dalam masa kehamilan yaitu seperti olah raga , saat berdiri, usahakan tubuh berada alam posisi normal yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik kebelakang , kalau tidur sebaikya berbaring miring ke kiri dan saat duduk dengan punggung selalu lurusdan tidak dbungkukan.
25. Peggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk megurangi ketidaknyamanan selama kehamilan
 Ketidaknyaman pada masa kehamilan dapat juga dikurangi menggunakan obat-obat tradisional seperti  Keputihan yang berlebihan, namun dapat dikurangi dengan penggunaan obat tradision  seperti  menggunakan daun sirih yang sudah di rebus lalu diminum dan membasuhnya di area intim.
26. Akibat yang ditimbulkan dari merokok , penggunaan alcohol, dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin
Merokok itu tidak baik utuk kesehatan teutama pada ibu hamil , kenapa pada ibu hamil itu dilarang merokok ?  karna tinggginya resiko janin lahir mati atau keguguran , bahkan banyak juga bayi yang lahir cacat. Selain merokok bahaya juga penggunaan alcohol pada ibu hamil karna akan berdampak negative pada kesehantan ibu maupun kesehatan dan pertumbuhan janin yang sedang dikandungnya dan akan menyebabkan fetal alcohol syndrome .
27. Akibat yang ditimbulkan / ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan , misalnya toxoplsmasmosis
Pada ibu hamil dapat terkena penyakit toxo plasmosis yang biasanya penularan dari binatang  akibat dari penyakit ini pada ibu haamil dapat menybabkan keguguran.
28. Tanda dan gejala dari komplikasi kahamilan yang mengncam jiwa seperti pre-eklmpsia , perdarahan pervaginam , kelahiran premature , anemia berat
 Komplikasi pada kehamilan perlu di waspadai seperti pendarahan pervaginam yang ditadai degan pendarahan dengan rasa nyeri dan pendarahan berwarna coklat tua , kelahiran premature yang ditandai degan kontraksi kuat dan teratur di usia kehamilan kurang dari 37minggu bahkan disertai air ketuban yang mulai keluar dan megering, ada juga anemia berat yang diandai dengan wajah pucat , cepat merasa lelah , nafas berhembus lebih cepat , seringkali menderita sakit kepala.
29. Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin
Kesejahteraan janin merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan kehamilan dan persalinan seperti  geraka janin yang sudah mulai terasa sejak minggu ke 7 , DJJ harus selalu dipantau setiap kali periksa dan DJJ dipanatau menggunaka Doppler  DJJ.
30. Resusitasi kardiopulmonary.
Resusitasi kardiopulmonari yaitu prosedur kecemasaan yang dilakukan dalam usaha bagi mengekalkan secara manual fungsi otak sehingga langkah selanjutnya dapat  dilakukan bagi megembalikan airan darah dan pernafasan secara spontan pada seseorang yang jantungnya berhenti berdegup. Komplikasi pada kehamilan perlu di waspadai seperti pendarahan pervaginam yang ditadai degan pendarahan dengan rasa nyeri dan pendarahan berwarna coklat tua , kelahiran premature yang ditandai degan kontraksi kuat dan teratur di usia kehamilan kurang dari 37minggu bahkan disertai air ketuban yang mulai keluar dan megering, ada juga anemia berat yang diandai dengan wajah pucat , cepat merasa lelah , nafas berhembus lebih cepat , seringkali menderita sakit kepala.
Pengetahuan Tambahan
1.        Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan, seperti asma, infeksi HIV , infeksi menukar seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.
Tanda dan gejala adanya kelainan yang terjadi pada ibu hamil harus sudah di konsultasikan kepada seorang bidan. Maka seorang bidan harus mampu memberikan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan tersebut sesuai dengan kondosi yang terjadi pada ibu hamil. Rujukan harus pada tempat yang pasti dan yang memungkinan dapat mengatasi kelainan tersebut seperti di rujuk ke RS yang alat-alatnya sudah lengkap. Kelainan yang kemungkinan di derita oleh ibu hamil contohnya seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.
Tanda-tanda dan gejala dari kelainan yang terjadi pada ibu hamil ;
1.      Asma
·         Kesulitan bernafas yang disebabkan sesak napas atau napas yang sering terengah-engah. Gejala ini menjadi penanda asma yang paling umum.
·         Sering batuk. Batuk bias menjadi tanda adanya sesuatu yang salah pada paru-paru atau saluran pernapasan.
·         Mengi
·         Dada terasa sesak. Kondisi ini menunjukkan bahwa paru-paru berada dibawah tekanan dan sebagai akibatnya timbul rasa sakit konstan yang terjasi di daerah tersebut.
·         Perasaan lelah dan lesu. Kedua hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup oksigen yang didistribusikan ke tubuh oleh paru-paru.
·         Cepat lelah ketika melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.
·         Susah tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terasa lesu keesokan harinya.
·         Lebih sensitive tehadap alergi.
·         Pembacaan rendah bila diperiksa menggunakan peak flow meter. Peak flow meter adalah alat yang diunakan untuk mengukur fungsi paru-paru dan untuk menentukan apakah paru-paru bekerja di tingkat normal dalam memanfaatkan oksigen.
·         Ketidakmampuan untuk mterlibat dalam aktivitas fisik yang panjang tanpa mengalami masalah pernapasan.
2.      Infeksi Menular Seksual
Tanda-tanda IMS pada laki-laki antara lain:
·         berupa bintil-bintil berisi cairan
·         lecet atau borok pada penis/alat kelamin
·         luka tidak sakit
·         keras dan berwarna merah pada alat kelamin
·         adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,
·         rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
·         rasa sakit yang hebat pada saat kencing
·         kencing nanah atau darah yang berbau busuk
·         bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
·         rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
·         rasa nyeri pada perut bagian bawah
·         pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,
·         keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
·         keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
·         timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
·         bintil-bintil berisi cairan,
·         lecet atau borok pada alat kelamin.

3.      HIV
·         Demam
·         Kelelahan
·         Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
·         Sakit tenggorokan dan sakit kepala
·         Ruam kulit
·         Mual, muntah dan diare
·         Penurunan berat badan
·         Batuk kering
·         Pneumonia
·         Keringat malam
·         Perubahan pada kuku
·         Infeksi Jamur
·         Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
·         Herpes mulut dan herpes kelamin
·         Kesemutan dan kelemahan
·         Ketidakteraturan menstruasi
4.      Diabetes
·         Poliuria (Sering Buang Air Kencing).
·         Poliphagia (Kelelahan Kelemahan).
·         Polidipsia (Sering Merasa Haus).
·         Berat Badan Akan Cepat Menurun.
·         Tanda-tanda Neuropati.
·         Kulit Kering dan bila terjadi luka akan lama proses penyembuhannya.
5.      Kelainan Jantung
·         Sering Kelelahan
·         Sering Berkeringat
·         Mual Berlebihan
·         Merasa Cemas dan Tegang
·         Nyeri pada bagian tubuh
·         Nyeri di dada
·         Sakit kepala
·         Denyut jantung tak teratur
·         Sesak napas
·         Pembengkakan Kaki dan Perut
6.      Postmatur/Serotinus
   Post matur adalah kehamilan yang ≥ 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
2. Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinya.
Akibat dari penyakit akut dan kronis yng dialami diatas pada ibu hamil akan mengalami pendarahan , lemah kandungan , abortus dan pada janin kemungkinan besar akan terkena infeksi HIV , akan mengalami  cacat , syndrome.


1 komentar:

  1. NJ gambling - News, videos and pictures - KTAR
    JAMANUARY 14, 2020 대구광역 출장마사지 - A visitor 창원 출장샵 sees two people injured in a 동두천 출장샵 brawl involving two 거제 출장샵 men at a casino on Saturday. 토토사이트 The incident happened around 3

    BalasHapus