Dosen
Pengampu : Tuti Sukini, S.SiT, M.Kes
Disusun
Oleh :
Lisbeth
Yolanda Pradita P1337424215001
Maya
Wulandari P.G. P1337424215002
Ervina
Suharni Wulandari P1337424215003
Nur
Intan Kartika Sari P1337424215004
Annisa
Intan Puspitasari P1337424215005
Arista
Widiningtyas P1337424215006
Sherly
Puspitasari P1337424215007
PRODI
DIII KEBIDANAN MAGELANG
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2015/2016
STANDAR KOMPETENSI BIDAN
KOMPETENSI BIDAN I
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan
dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang
membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
Pada dasarnya seseorang yang mempunyai profesi sebagai bidan
harus memiliki kompetensi sebagai bidan. Namun faktanya pada saat ini bidan
mengalami penurunan kualitas di lahan kerja. Walaupun sekarang banyak lulusan
bidan, namun tidak memiliki kompetensi sebagai seorang bidan.
Pengetahuan dan ketrampilan dasar
1. Kebudayaan dasar masyarakat
Indonesia.
Kebudayaan yang mendasar atau sudah
mendarah daging pada masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu dan sampai
sekarang masih ada serta berlaku dalam kehidupan masyarakat.
2 . Keuntungan
dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern.
a.
Keuntungan
praktek tradisional:
·
Lebih
murah biayanya.
·
Menguasai
adat dan tradisi masyarakat.
·
Masyarakat
lebih bisa menerimanya.( masyarakat kebayakan lebih percaya kepada dukun bayi
yang menggunakan cara tradisional daripada seorang bidan yang sudah
berpengalaman)
b. Kerugian
praktek tradisional:
·
Menggunakan
cara-cara tradisional yang diwariskan secara turun temurun.
·
Pengetahuan
dan pengalaman tenaga kerjanya masih kurang.
·
Alat-alat
yang digunakan kebayakan masih sederhana(alamiah)/tidak steril sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi.
c. Keuntungan praktek modern:
·
Sudah
menggunakan peralatan yang modern, penyediaan obat-obatan yang lengkap.
·
Higenitas
dan tindakan lanjutan perawatannya lebih tepat.
·
Tenaga
kerjanya sudah ahli dan mempunyai pengetahuan yang berkembang.
d. Kerugian praktek modern:
·
Kurang
menguasai adat dan tradisi masyarakat.
·
Biayanya
cenderung lebih mahal.
3. Sarana
tanda bahaya serta transportasi kegawatdaruratan bagi anggota masyarakat yang
sakit yang membutuhkan asuhan tambahan.
Seorang bidan harus melakukan
rujukan yang tepat ke institusi pelayanan kesehatan yang lebih tinggi apabila
terjadi komplikasi/tanda kegawatdaruratan pada pasien serta menyiapkan
transportasi yang memadai,seperti ambulans,mobil kesehatan,dll.
4. Penyebab
langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat.
a. Penyebab langsung dan tidak langsung
kematian ibu
Faktor
medis yang menjadi penyebab langsung
kematian ibu adalah pendarahan 42%, keracunan kehamilan (eklamsia) 13%,
keguguran (abortus) 11%, infeksi (10%), persalinan macet (partus lama) 9% dan
penyebab lain 15%. Sedangkan penyebab
non medis yakni status nutrisi ibu hamil yang rendah, anemia pada ibu
hamil, terlambat mendapat pelayanan, serta usia yang tidak ideal dalam
melahirkan, terlalu banyak anak dan terlalu dekat jarak melahirkan.
Beberapa penyebab tak langsung
yakni terlambat mencari pertolongan, terlambat membawa ke tempat rujukan serta
terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Penyebab lain yang digolongkan
sebagai penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain masih rendahnya status
perempuan di Indonesia. Kejadian kesakitan dan kematian ibu hamil juga berakar
pada ketidakberdayaan perempuan dalam mendapatkan kesetaraan dalam hal
pendidikan, pekerjaan, ekonomi serta dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar.
b. Penyebab langsung dan tidak langsung
kematian bayi
Ada empat penyebab langsung
kematian bayi, yakni berat badan badan rendah mencapai 29%, asfiksia 27%,
masalah pemberian makanan 10%, tetanus 10%, infeksi 5%dan lain-lain 13%.
Sedangkan faktor-faktor yang secara tidak langsung menyebabkan kematian
bayi berupa kurangnya kesadaran masyarakat bahwa melahirkan berisiko terhadap
ibu dan bayi. Selain itu, kurangnya perhatian keluarga (ibu, suami dan nenek)
terhadap keselamatan dan kesehatan bayi, kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama kehamilan,
rendahnya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan yang disebabkan jarak yang
jauh, tidak punya biaya.
5. Advokasi
dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang diperlukan
untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan
kebidanan).
Memberikan
penyuluhan dan pelayanan yang berkualitas, serta memberikan asuhan kesehatan
kepada wanita, agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran dalam kehidupannya.
Menjelaskan tentang problematika kesehatan dan lingkungan.
6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat
bersalin yang tersedia.
Tempat bersalin yang bersih dan nyaman mempengaruhi proses persalinan itu sendiri. Lingkungan yang bersih dapat menambah semangat si ibu untuk melahirkan. Tapi sebaliknya tatanan tempat bersalin yang kotor dapat mempengaruhi psikis ibu dan ketakutan adanya bahaya infeksi yang dapat membahayakan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Tempat bersalin yang bersih dan nyaman mempengaruhi proses persalinan itu sendiri. Lingkungan yang bersih dapat menambah semangat si ibu untuk melahirkan. Tapi sebaliknya tatanan tempat bersalin yang kotor dapat mempengaruhi psikis ibu dan ketakutan adanya bahaya infeksi yang dapat membahayakan ibu dan bayi yang dilahirkan.
7. Advokasi
bagi wanita agar bersalin dengan aman.
Memberikan saran kepada ibu yang akan melahirkan agar
bersalin di tempat yang menjamin keselamatan dirinya dan juga bayi yang akan
dilahirkannya nanti. Menyarankan untuk melahirkan di klinik bidan atau rumah
sakit, jangan di tempat dukun atau tempat yang tidak menjamin keselamatan
dirinya.
8. Masyarakat
keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyediaan air, perumahan, resiko
lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan.
Untuk menciptakan
masyarakat yang sehat dan nyaman masyarakat membutuhkan lingkungan yang bersih
karena lingkungan merupakan peran utama dalam kesehatan. Disamping lingkungan
yang sehat juga memerdulikan tempat yangbersih dan nyaman, serta penyediaan air
yang bersih.
9. Standar
profesi dan praktik kebidanan.
untuk menentukan kompetensi yang diperlukan
dalam praktek sehari-hari.
Ø Standar
pelayanan umum : registrasi, rincian kegiatan pelayanan,
promosi.
Ø Standar
pelayanan antenatal : identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan
antenatal, palpasi abdomianal, persiapan persalinan.
Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan
1. Epidemiologi,
sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik.
v Epidemiologi : ilmu yang mempelajari
hubungan antara berbagai faktor yang menentukan frekuensi dan distribusi
penyakit pada komunitas manusia.
v Sanitasi : menciptakan keadaan
lingkungan yang baik untuk kesehatan.
v Diagnosa masyarakat :
penentuan sifat penyakit di lingkungan masyarakat dengan memperhatikan
gejala,tanda yang ada.
v Vital statistik :
1. Salah satu teknik untuk
menilai status kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu.
2. Alat bantu menghasilkan
ukuran dalam penafsiran akan fakta kesehatan.
3. Bagian statistik kesehatan
yang menghasilkan ukuran tentang kejadian dalam kehidupan manusia dari konsepsi
sampai mati.
4. Statistik vital adalah statistik
mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data kesehatan yang berguna
sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu
pemantauan dan penelitian (Slamet, 2004)
Fungsi Vital Statistik :
1.
Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.
2.
Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.
3. Menentukan
kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.
4.
Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.
5.
Menentukan keberhasilan program suatu daerah.
6.
Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim
pencatatan dan pelaporan.
7.
Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan
Kejadian yang dinilai dalam vital statistik
-Kejadian
-Kelahiran
-Perkawinan
-Perceraian
-Adopsi Penyakit
-Perkawinan
-Perceraian
-Adopsi Penyakit
-Kematian
2. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta
bagaimana mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.
v Infrastruktur yang dimaksud adalah
puskesmas, klinik bersalin, rumah sakit,dll.
v Sumber daya yang di butuhkan : peran
ibu itu sendiri, suami, dan anggota keluarga yang lain.
3. Primary Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan
menggunakan promosi kesehatan
.
Dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam hidup kita, bagaimana menjaga kesehatan itu sendiri serta cara pencegahan terhadap suatu penyakit yang berbahaya di lingkungan masyarakat.
Dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam hidup kita, bagaimana menjaga kesehatan itu sendiri serta cara pencegahan terhadap suatu penyakit yang berbahaya di lingkungan masyarakat.
4. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan
imunisasi.
Dengan memberikan imunisasi terhadap balita secara berkala serta pemberian vaksin untuk pencegahan terhadap penyakit,seperti vaksin hepatitis, cacar, dll.
Dengan memberikan imunisasi terhadap balita secara berkala serta pemberian vaksin untuk pencegahan terhadap penyakit,seperti vaksin hepatitis, cacar, dll.
Penyediaan
lapangan yang memadai,seperti posyandu yang berlangsung secara terjadwal.
Perilaku profesional bidan
1. Berpegang teguh pada filosofi, etika
profesi dan aspek legal.
Filosofi :sesuatu yang bisa
memberikan gambaran dan berperan sebagai dasar untuk memberikan informasi dan
meningkatkan praktik profesional.
Etika profesi : mengatur sikap, tindak
tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggung
jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
Seorang
bidan harus bisa bertanggung jawab apabila sesuatu terjadi kepada pasien yang
ditanganinya. Dan bisa mempertanggungjawabkan di hadapan hukum dan
orang/institusi yang bersangkutan.
3.
Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan
keterampilan mutakhir.
Bidan
harus berpikir statis (berkembang) mengikuti perkembangan IPTEK, jangan
cenderung monoton kepada teori yang sudah ada, padahal teori kebidanan di
setiap tahun itu bisa berubah-ubah.
4. Menggunakan cara pencegahan
universal untuk penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi.
Pencegahan
universal yaitu dengan melibatkan banyak orang,misalnya:di rumah sakit
melibatkan pasien itu sendiri dengan menjaga kebersihan tempat dan badannya,
tenaga medis yang bekerja(dokter,suster,bidan) dengan kebiasaan mencuci dan
menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan, serta
lingkungan rumah sakit baik kebersihannya, maupun pengunjung yang datang untuk
menjenguk pasien.
5. Melakukan
konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
Seorang bidan harus memberikan pelayanan konsultasi,
contohnya pelayanan keluarga berencana. Konsultasi tersebut harus didasari oleh
tanggung jawab. Bidan juga harus memberikan rujukan yang tepat. Sebagai contoh,
apabila ibu yang akan melahirkan sudah tidak memungkinkan untuk melahirkan di bidan,
bidan harus bertindak memberikan rujukan yang tepat yaitu ke rumah sakit atau
rumah bersalin.
6. Menghargai budaya setempat
sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca
persalinan, bayi baru lahir dan anak.
Dalam
hal ini bidan dalam melakukan tindakan perlu mengkaji keadaan lingkungan itu
seperti apa, dapat memposisikan diri di lingkungan dengan baik, serta
menyesuaikan dengan adat budaya yang ada.
7.
Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum
wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan
tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
Bidan menjalin kerjasama yang baik dengan kaum ibu dalam
penanganan masalah yang ada pada ibu sesuai dengan apa yang sudah disarankan
oleh bidan (saling bertukar pikiran). Bidan juga harus meminta persetujuan
secara tertulis,supaya dalam prakteknya nanti apabila terjadi kesalahan tidak
menjadi tanggungan bidan seutuhnya.
8.
Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
Bidan harus mendengarkan keluhan-keluhan pasien, bidan juga
harus mengambil tindakan yang tepat untuk ibu melahirkan. Dengan hal itu, bidan
memfasilitasi ibu yang akan melahirkan.
9
Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk
meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada ibu dan keluarga.
Misalnya
dengan tenaga kerja dirumah sakit baik negeri maupun swasta, tenaga kesehatan
masyarakat,dll.
10. Advokasi
terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
Bidan memberikan
saran, melindungi dan mendukung apa yang menjadi pilihan ibu yang menjadi hak-haknya.
PRA
KONSEPSI, KB, DAN GINEKOLOGI
Pengetahuan Dasar
1-7 di Maya
8.
Metode
konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode kontrasepsi
Metode konseling merupakan komponen penting dalam
pelayanan KB. Metode konseling dalam memilih suatu metode kontrasepsi akan
membantu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya, tentang cara
kerjanya, kelebihan serta kekurangannya.
9.
Penyuluhan
kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan kelangsungan hidup anak.
Bidan sebagai pelayan kesehatan masyarakat memiliki
wewenang untuk memberi penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS serta
kelangsungan hidup anak guna memperbaiki kesehatan di Indonesia. Dari pergaulan antara sesama remaja,
remaja kadang terjerumus pada pergaulan bebas hingga mulai mencoba-coba untuk
melakukan hubungan seksual di luar nikah, sehingga menjadi resiko tertular
penyakit menular seksual HIV/AIDS, maka bidan berperan penting dalam memberikan
penyuluhan bimbingan, nasihat, dan konseling agar remaja terhindar dari
pergaulan bebas.
10. Tanda
dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim
terjadi.
Bidan
harus mempunyai pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala ISK. ISK adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih. Tanda
dan gejala ISK antara lain anyang-anyangan, panas saat buang air kecil, nyeri
saat buang air kecil sehingga sampai takut untuk buang air kecil. ISK harus
disembuhkan sampai tuntas karena jika tidak ISK ini bisa berlangsung menahun
dan bisa bermasalah sewaktu malam pengantin. Selain itu, ISK bisa terjadi pada
ibu hamil. Seperti ini kronologisnya, kepala bayi yang berada dikandungan ibu
hamil bisa menekan kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi ibu buang air
kecil lebih besar. Hal tersebut menyebabkan ibu hamil harus berbolak-balik
untuk buang air kecil namun di sisi lain ada beberapa ib hamil yang malas untuk
berbolak-balik dan lebih memilih untuk menahannya. Jika hal tersebut terjadi
terus-menerus maka akan menyebabkan ISK. Bidan juga harus bisa mengetahui tanda
dan gejala PMS. PMS dapat ditularkan melalui hubungan
seksual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut. Gejalanya meliputi muncul
rasa gatal di alat kelamin, keluar cairan dari penis pada pria, dan pada wanita
kerap keluar kotoran dari vagina, merasa nyeri di daerah kelamin saat melakukan
hubungan seksual dan saat buang air kecil dan muncul lepuh-lepuh pada kulit
kelamin yang biasanya akan menjadi koreng. Sebagai bidan seharusnya mampu
mengidentifikasi hal di atas sehingga dalam menangani klien dengan masalah
diatas dapat terlaksana baik dan PMS tidak terjadi secara luas.
Pengetahuan
Tambahan
1.
Faktor-faktor
yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kehamilan
yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan
Sebagai pengetahuan tambahan, beberapa faktor yang
menentukan dalam pengambilan suatu keputusan yang berhubungan dengan kehamilan
yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan meliputi psikis perempuan yang
belum siap untuk mengalami kehamilan, kegagalan alat kontrasepsi. Pada
kehamilan yang dialami remaja, disebabkan karena remaja kurang informasi (masih
banyak mitos seksual yang beredar di kalangan remaja, informasi yang disebarkan
media cenderung permisif, kurang proporsional dalam menjelaskan
seksualitas). Di sisi lain, tidak diberikannya hak informasi dan
pendidikan kesehatan seksual serta reproduksi kepada remaja sehingga mereka
tidak memiliki ketrampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat dan aman dari
risiko seksual dan reproduksi
2.
Indikator
penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, dan proses
rujukan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut
Bidan harus memiliki pengetahuan tambahan mengenai
indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis
seperti sumber daya manusia, ekonomi, adat istiadat dan tempat tinggal. Tingkat
sumber daya manusia di daerah yang rendah disebabkan oleh rendahnya pendidikan.
Hal tersebut dapat menyebabkan masyarakat kurang memperhatikan kesehatan
dirinya sehingga kemungkinan timbulnya suatu penyakit lebih besar. Tingkat
ekonomi di suatu daerah berbeda-beda, khususnya di daerah pedesaan terpencil sering
dijumpai keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah. Rendahnya ekonomi
masyarakat tidak dapat mendukung proses pemeriksaan maupun pengobatan terhadap
suatu penyakit kronis. Di suatu daerah masih ditemukan adat istiadat yang
kental. Beberapa adat istiadat di masyarakat mempunyai dampak negatif, namun
hal tersebut tidak bisa dihapuskan jika bidan tidak bisa menjelaskan sisi baik
dan buruk dari adat istiadat tersebut secara ilmiah. Di masyarakat yang masih
mempercayai adat istiadat sering ditemukan kejadian apabila ada yang terkena
penyakit kronis mereka lebih memilih
untuk pergi ke dukun daripada tenaga medis. Tempat tinggal masyarakat yang jauh
dari pelayanan kesehatan juga dapat menghambat proses pemeriksaan atau pengobatan
terhadap penyakit akut dan kronis yang diderita pasien di suatu daerah
pedalaman. Dengan mengetahui semua indikator di atas diharapkan bidan mampu
bersikap bijak dan empati.
3.
Indikator
dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal, termasuk
kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks,fisik.emosi)
Bidan
harus mempunyai pengetahuan tambahan tentang konseling dan rujukan terhadap
gangguan hubungan interpersonal termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga
karena bidan adalah mitra masyarakat. Konseling tersebut bertujuan untuk
menenangkan dan meredam gangguan hubungan yang terjadi. Jika gangguan hubungan
tersebut tidak diatasi maka akan menjalar ke kekerasan bahkan pelecehan dalam
keluarga. Sehingga dengan pengetahuan tambahan tentang indikator dan metode
tersebut diharapkan bidan mampu membantu klien khususnya wanita.
Keterampilan
Dasar
1.
Mengumpulkan
data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.
Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan
dilakukan guna mengidentifikasi informasi masa lalu, saat ini dan potensi masalah
klien; menilai keadaan
kesehatan klien (fisik, mental, sosial dan lingkungan); membuat keputusan yang tepat dalam menentukan
langkah-langkah berikutnya. Pengumpulan
data tersebut bisa dilakukan melalui wawancara (interview),
pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan studi dokumentasi. Pengumpulan data
tersebut dimulai sejak klien masuk ke
rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara
terus-menerus (ongoing assessment) dan pengkajian ulang untuk menambah /
melengkapi data (re-assessment).
2.
Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan
kondisi wanita.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan
pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik oleh bidan yang berfokus sesuai dengan
kondisi wanita contohnya seperti
pemeriksaan fisik pada kehamilan. Pemeriksaan fisik pada
kehamilan dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru,reflex, serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi,tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Pemeriksaan kebidanan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis.
3.
Menetapkan
dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti
hematokrit dan analisa uirine.
Bidan harus mempunyai keterampilan menetapkan dan
menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium . Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan
prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita. Pemeriksaan ini bertujuan
mendukung dan menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium juga
sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu
bidan mendiagnosis dan mengobati pasien.
4. Melaksanakan
pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan tepat.
Bidan harus melaksanakan pendidikan
kesehatan dan mempunyai keterampilan konseling dasar guna menjalankan
profesinya sebagai mitra masyarakat ke depannya. Bidan harus cakap secara teori
dan praktik karena bidan akan berhadapan dengan para klien yang berlatar
belakang berbeda-beda. Maka dengan pendidikan kesehatan yang dilakukannya,
bidan diharapkan mampu menerapkan ilmunya di kalangan masyarakat serta mampu
memberi bimbingan konseling agar tingkat kesehatan di masyarakat terbimbing.
5. Memberi
pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.
Bidan harus memberi pelayanan KB karena itu
merupakan peran bidan sebagai pelaksana. Bidan harus ikut serta untuk
mencanangkan program KB pemerintahan guna meminimalisir angka kelahiran di
Indonesia. Dalam memberi pelayanan KB bidan harus memperhatikan etika sesuai
kewenangannya.
6. Melakukan
pemeriksaan berkala aksepto KB dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan.
Pemeriksaan
berkala akseptor KB dilakukan guna mengetahui kondisi pasien setelah
menggunakan alat kontrasepsi dan mengetahui penyebab jika kegagalan terjadi
dalam ber-KB. Segala keputusan untuk melakukan tindakan selanjutnya ada di
tangan pasien sehingga bidan hanya melakukan intervensi sesuai kebutuhan
pasien.
7-9 di Maya
ASUHAN
KONSELING SELAMA KEHAMILAN
KOMPETENSI KE-3
Bidan memberi asuhan
antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang
meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
Bidan dalam memberi asuhan antenatal bermutu
tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi
dini pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Asuhan antenatal sendiri
menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal
merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah
perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan
standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan
pelaksanaan pelayanan antenatal antara lain:
- Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
- Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu serta janin
- Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan; melahirkan dengan
selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi
- Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan
pemberian asi eksklusif
- Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
dan tumbuh kembang bayi.
- Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
Seorang bidan dalam mendeteksi dini keadaan
pasien harus mampu memahami anatomi dan fisologi tubuh manusia. Agar memudahkan
mendiagnosis apa yang terjadi dengan pasien maupun kandungan, jika pasien dalam
keadaan hamil. Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar
(external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian
tubuh yang lainnya. Contohnya adalah
memahami organ reproduksi wanita untuk mempermudah memahami siklus mentruasi
dan proses konsepsi. Sedangkan fisiologi adalah adalah ilmu yang mempelajari
tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
- Siklus menstruasi dan proses konsepsi
Pada
wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat
terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15 hari. Jika darah keluar
lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit. Umumnya darah yang
hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya
dengan rata-rata 35mL per harinya.
Konsepsi disebut
juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah
peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma.
- Tumbuh kembang janin dan dan faktor faktor yang
mempengaruhinya.
Seorang
bidan harus mampu menganalisis tumbuh kembang janin dan faktor – faktor yang
mempengaruhinya. Misalnya keturunan atau bawaan, gizi ibu yang kurang baik atau
buruk, dan penyakit infeksi yang diderita ibu hamil.
- Tanda – tanda dan gejala kehamilan
Tanda –
tanda kehamilan terbagi menjadi tiga jenis. Yaitu tanda dugaan adalah tanda
yang dialami oleh ibu hamil namun dialami oleh orang yang tidak hamil dan belum
menunjukan tanda kehidupan ataupun konsepsi. Kemudian tanda tidak pasti adalah
hamil, namun belum menunjukan hasil konsepsi. Yang terakhir, tanda pasti adalah
ibu hamil yang sudah menunjukkan adanya janin
atau sudah ada kehidupan setelah terjadi konsepsi.
Bidan
pastilah harus mengetahui terlebih dahulu tanda – tanda dan gejala kehamilan
yang dialami wanita. Contohnya gejala yang dapat dilihat secara fisik adalah
berhentinya menstruasi, mual muntah, konstipasi, ngidam, payudara membesar, dan
bahkan mengalami pingsan, sakit kepala, varises.
- Mendiagnosa kehidupan
Dalam
mendiagnosa kehamilan biasanya bidan menguji Kadar HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) di dalam urine maupun darah. HCG
merupakan hormon pertama yang diproduksi selama kehamilan. Hormon ini muncul
dalam serum darah ibu hamil dan dalam urin di awal berhentinya periode
menstruasi. Sehingga penentuan kadar HCG dalam urine dan darah
merupakan petunjuk adanya kehamilan. Kemudian, dilakukan dengan cara mendengar
suara detak jantung janin, meraba bentuk dan posisi janin serta mengukur
panjang janin. Pemeriksaan Palpasi, dilakukan untuk menentukan
besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak janin
dalam rahim. Selanjutnya, USG (ultrasonografi) merupakan alat yang
menggunakan gelombang bunyi berfrekuensi tinggi dengan panjang gelombang yang
pendek. Deteksi kehamilan dengan menggunakan USG dapat terlihat mulai usia 4 –
5 minggu setelah haid terakhir.
- Perkembangan normal
kehamilan.
Dalam
perkembangan normal kehamilan seorang ibu yang hamil akan mengalami kehamilan
yang umur kehamilannya mencukupi (40 minggu ) tanpa adanya gangguan atau
kelainan yang sudah dideteksi oleh bidan atau dokter yang menangani.
- Komponen riwayat kesehatan.
Bidan
haruslah mengkaji masalah ataupun riwayat kesehatan pasien sebelum melakukan
tindakan lanjut seperti pemeriksaan fisik. Dalam riwayat kesehatan, biasaanya
tenaga kesehatan akan berusaha memperoleh informasi yang berupa, nama, usia,
tinggi, berat badan, masalah atau komplain utama pasien dan riwayatnya, riwayat
kesehatan pada masa lalu (seperti penyakit berat, operasi/pembedahan, atau
penyakit yang tengah diderita seperti diabetes), kelainan pada organ, riwayat
keluarga, riwayat penyakit pada masa kanak-kanak, status sosial, pekerjaan,
penggunaan obat, tembakau, alokohol, penggunaan obat rutin, alergi, maupun kehidupan seks.
- Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus
selama antenatal
Komponen – komponen tersebut meliputi penimbangan berat badan ibu
hamil, pengukuran tinggi badan ibu hamil, pengukuran LILA ibu hamil, pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan daerah muka, leher, suhu, nadi, respirasi, payudara,
pengukuran tinggi fundus uteri, menentukan letak janin, pemeriksaan denyut
jantung janin, perut, genetalia, oedema pada tungkai, pinggang dan reflex lutut
ibu.
- Menentukan umur kehamilan dari riwayat
menstruasi, pembesaran atau tinggi fundus uteri
Dalam
menentukan umur kehamilan, seorang bidan dapat menghitung berdasarkan riwayat
menstruasi, contohnya menggunakan metode HPHT. Kemudian berdasarkan tinggi
fundus uteri, dalam menentukan umur kehamilan seorang bidan juga dapat
menggunakan pemeriksaan klinis untuk menentukan tinggi fundus uteri (tinggi
rahim) yang terdiri dari perabaan tinggi rahim (palpasi) dan penggunakan pita
ukur.
- Mengenal tanda dan gejala anemia ringan
maupun berat, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus
imminen, molahydationsa,
dan kehamilan ganda, kelainan letak serta preeklamsia,
Ibu
hamil sangat rentan terhadap penyakit, seperti anemia ringan maupun berat yang
biasanya ditandai dengan gejala cepat lelah, pusing atau sakit kepala, sering
mual, ujung jari pucat, kelopak mata pucat dan wajah pucat. Contoh lain adalah
mengalami hiperemesis gravidarum yaitu keadaan mual dan muntah yang hebat dalam
masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas
sehari – hari dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi
pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 – 20
masa kehamilan, kemudian abortus imminem yaitu perdarahan
bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan.
Molahydationsa ( hamil anggur ) dan komplikasinya, kehamilan ganda, kelainan
letak, serta pre-eklamsia ialah komplikasi yang paling umum dari kehamilan dan
memengaruhi sekitar 5% dari kehamilan. Kondisi ini terjadi setelah 20 minggu
usia kehamilan, tapi mungkin berkembang sebelumnya dalam kasus penyakit
trofoblas, kemudian kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik sendiri
merupakan kehamilan yang terjadi luar kavum uteri. Dalam mengenal gejal dan
tanda sangat diperlukan dengan melakukan pemeriksaan rutin dan pengobatan ke tenaga
kesehatan.
11.
Nilai
Normal dan Pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula,
protein, acetone, dan bakteri dalam urine.
Setelah
mengetahui bahwa ada pasien yang sedang hamil maka seorang bidan harus segera
mengambil tindakan pemeriksaan lebih lanjut. Seperti pemeriksaan haemoglobin
dalam darah, test gula, protein, acetone, dan bakteri dalam urine. Pemeriksaan
tersebut diperlukan agar ibu hamil dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan
janin yang dikandungnya. Melalui hasil pemeriksaan, bidan dapat segera
menyarankan hal apa saja yang perlu dilakukan oleh ibu hamil apabila ditemukan
adanya kelainan dan gangguan.
12.
Perkembangan
normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik, ketidaknyamana n yang lazim,
pertumbuhan fundus uter yang diharapkan.
Seorang
bidan juga harus memantau perkembangan normal yang terjadi pada ibu hamil.
Perkembangan tersebut meliputi perubahan bentuk fisik, ketidaknyamana n yang
lazim, pertumbuhan fundus uter yang diharapkan. Semua itu di pantau agar perkembangan-perkembangan
yang di rasakan oleh ibu hamil selalu normal.
13.
Perubahan
spikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga.
Setiap
ibu hamil pasti akan merasakan perubahan psikologis yang terjadi pada dirinya.
Perubahan psikologis tersebut akan merubah pola pokir ibu hamil dan akan
berdampak pada keluarga ibu hamil tersebut. Ada keluarga yang senang dan ada
keluarga yang tidak senang terhadap kehamilan tersebut. Sebagai seorang bidan
kita harus mampu memberikan motivasi dan dorongan agar kondiso psikologis ibu
hamil tetap terjaga.
14.
Penyuluhan
dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada ketidaknyamanan,
kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan, dan aktivitas senam hamil).
Penyuluhan
dalam kehamilan juga sangat penting di lakukan. Seorang bidan melakukan
penyuluhan kehamilan meliputi perubahn fisik yang terjadi pada ibu hamil,
perawatan buah dada agar asi yang keluar saat bayi lahir akan lancer dan
ketidaknyamanan pada saat hamil dapat berkurang. Penyuluhan tentang kebersihan,
seksualitas, nutrisi, pekerjaan, dan aktivitas terutama senam hamil juga sangat
perlu di lakukan oleh seorang bidan. Penyuluhan tersebut di berikan agar ibu
hamil melakukan apa yang perlu dilakukan demi menjaga kesehatan diri ibu hamil
tersebut dan juga kesehatan janin yang di kandungnya.
15.
Kebutuhan
nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
Nutrisi
dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan
janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan
tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti
kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah di beri
dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik
nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaian berat badannya selama kehamilan
berlangsung. nutrisi dan gizi tersebut tidak harus di dapatkan dari
makanan-makan yang mahal. Sebagai seorang bidan kita harus mampu memberikan
saran bagaimana menjapatkan nutrisi dan gizi yang baik tanpa harus membeli
makan yang mahal.
16.
Penata
laksanaan immunisasi pada wanita hamil.
Imunisasi
pada ibu hamil diperlukan agar menjaga kesehatan ibu hamil dan janin yang di
kandungnya. Imunisasi juga diberikan untuk mencegah timbulnya penyakit.
Imunisasi pada ibu hamil harus dilakukan secara rutin dan tepat waktu.
17.
Pertumbuhan
dan perkembangan janin.
Pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan janin sangat penting dilakukan. Sebagai seorang
bidan kita harus memberikan pelayanan yang baik dalam hal pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di dalam rahim. Mulai dari
menentukan tanggal perkiraan lahir, pengukuran berat badan janin dan
aktivitas-aktivitas janin di dalam rahim. Pemantauan di lakukan secara rutin
agar mengetahui tumbuh kembang janin secara terperinci.
18.
Persiapan
persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.
Persiapan
persalinan, kelahiran, dan menjadi orang
tua sudah harus di persiapkan mulai semenjak kehamilan. Sebagai seorang bidan
kita harus dapat memberikn arahan dan masukan kepada calon orang tua tersebut.
Mulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik dan juga persiapan persalinan.
Persiapan persalinan sudah harus di persiapkan jauh-jauh hari mulai dari siapa
yang akan mendampingi saat persalinan, biaya persalinan, kendaraan yang akan di
pakai pada saat menuju tempat persalnan dan juga orang yang siap mengambil
keputusan dan menandatangangi keputusan tersebut saat terjadi suatu hal yang
tidak diinginkan.
19.
Persiapan
keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
Persiapan
keadaan dan rumah / keluarga untuk menyambut kelahiran bayi harus sudah
dirancang sejak masa kehamilan. Mulai dari dimana tempat kelahiran, kamar yang
nyaman untuk tempat tidur bayi dan ibu, suasanya rumah yang hangat,dan juga
kondisi keluarga yang kondusif agar bayi dan ibu melahirkan tetap merasa tenang
dan nyaman sehingga mampu membantu mengatasi perubahan psikologis pada saat
kelahiran. Keluarga juga harus sudah mempersiapkan nama yang bagus untuk si
bayi.
20.
Tanda-tanda
dimulainya persalinan.
Seorang
bidan juga harus dapat mengenali bagaimana tanta-tanda dimulainya persalinan
dan mampu mengatasi setiap tanda-tanda yang mumcul dengan hati-hati seperti
yang sudah diajarkan selama menimba ilmu di prodi kebidanan. Tanda-tanda dimuli
persalinan meliputi keluar lender bercampur darah yang berwarna merah
muda (Bloody show), pecahnya
selaput ketuban, dan terjadinya kontraksi yang sering dan
teratur.
21. Promosi dan dukugan pada ibu
menyusukan
Banyak sekali pada ibu nifas yang
tidak mengetahui cara menyusui yang benar untuk bayi , dan di sini bidan
berperan penting untuk memberikan
promosi dan dukungan nya pada ibu menyusukan untuk mengoptimalkan status
kesehatan dalam hal menyusui, menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan
benar , mengerti teknik menyusui yang benar
serta peran penting ASI exlusif untuk perkembngan janin.
22. Teknik relaksasi dan strategi
meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran
Pada ibu yang menghadapi persiapan persalinan
dan kelahiran mengalami rasa nyeri yang luar biasa , dan rasa nyeri itu dapat
dikurangi dengan teknik relaksasi seperti
tarik napas panjang atau menguap selain itu untuk mengurangi rasa nyeri
dapat menggunakan strategi / metode Hypnobirthing.
23. Mendokumentasikan temuan dan
asuhan yang diberikan
Setiap pasien yang berkonsultasi
kehamilannya dengan bidan. Bidan wajib mendokumentasikan temuan dan asuhan yang
diberika selama masa kehamilan sampai kelahiran bayi , itu meruakan tugas
penting bidan untuk mendokumentasikan karna catatan tersebut dapat digunakan
sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan pada klien.
24. Mengurangi ketidaknyamanan
selama masa kehamilan
Selama masa kehamilan tentu saja
ada ketidaknyamanan , dan ketidaknyamanan itu seperti keputihan dan bau tidak sedap namun keputihan itu dapat dikurangi
dengan cara menjaga kebersihan
kebersihan alat kelamin dan menggunakan selalu celana dalam yang bersih dan
kering selain itu ada juga nyeri pinggang cara mengatasi nyeri pinggang dalam
masa kehamilan yaitu seperti olah raga , saat berdiri, usahakan tubuh berada
alam posisi normal yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik kebelakang , kalau
tidur sebaikya berbaring miring ke kiri dan saat duduk dengan punggung selalu
lurusdan tidak dbungkukan.
25. Peggunaan obat-obat tradisional
ramuan yang aman untuk megurangi ketidaknyamanan selama kehamilan
Ketidaknyaman pada masa kehamilan dapat juga
dikurangi menggunakan obat-obat tradisional seperti Keputihan yang berlebihan, namun dapat
dikurangi dengan penggunaan obat tradision
seperti menggunakan daun sirih
yang sudah di rebus lalu diminum dan membasuhnya di area intim.
26. Akibat yang ditimbulkan dari
merokok , penggunaan alcohol, dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin
Merokok itu tidak baik utuk
kesehatan teutama pada ibu hamil , kenapa pada ibu hamil itu dilarang merokok
? karna tinggginya resiko janin lahir
mati atau keguguran , bahkan banyak juga bayi yang lahir cacat. Selain merokok
bahaya juga penggunaan alcohol pada ibu hamil karna akan berdampak negative
pada kesehantan ibu maupun kesehatan dan pertumbuhan janin yang sedang
dikandungnya dan akan menyebabkan fetal alcohol syndrome .
27. Akibat yang ditimbulkan /
ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan , misalnya toxoplsmasmosis
Pada ibu hamil dapat terkena
penyakit toxo plasmosis yang biasanya penularan dari binatang akibat dari penyakit ini pada ibu haamil
dapat menybabkan keguguran.
28. Tanda dan gejala dari
komplikasi kahamilan yang mengncam jiwa seperti pre-eklmpsia , perdarahan
pervaginam , kelahiran premature , anemia berat
Komplikasi pada kehamilan perlu di waspadai
seperti pendarahan pervaginam yang ditadai degan pendarahan dengan rasa nyeri
dan pendarahan berwarna coklat tua , kelahiran premature yang ditandai degan
kontraksi kuat dan teratur di usia kehamilan kurang dari 37minggu bahkan
disertai air ketuban yang mulai keluar dan megering, ada juga anemia berat yang
diandai dengan wajah pucat , cepat merasa lelah , nafas berhembus lebih cepat ,
seringkali menderita sakit kepala.
29. Kesejahteraan janin termasuk
DJJ dan pola aktivitas janin
Kesejahteraan janin merupakan
bagian penting dalam penatalaksanaan kehamilan dan persalinan seperti geraka janin yang sudah mulai terasa sejak
minggu ke 7 , DJJ harus selalu dipantau setiap kali periksa dan DJJ dipanatau
menggunaka Doppler DJJ.
30. Resusitasi kardiopulmonary.
Resusitasi kardiopulmonari yaitu
prosedur kecemasaan yang dilakukan dalam usaha bagi mengekalkan secara manual
fungsi otak sehingga langkah selanjutnya dapat
dilakukan bagi megembalikan airan darah dan pernafasan secara spontan
pada seseorang yang jantungnya berhenti berdegup. Komplikasi pada kehamilan
perlu di waspadai seperti pendarahan pervaginam yang ditadai degan pendarahan
dengan rasa nyeri dan pendarahan berwarna coklat tua , kelahiran premature yang
ditandai degan kontraksi kuat dan teratur di usia kehamilan kurang dari
37minggu bahkan disertai air ketuban yang mulai keluar dan megering, ada juga
anemia berat yang diandai dengan wajah pucat , cepat merasa lelah , nafas
berhembus lebih cepat , seringkali menderita sakit kepala.
Pengetahuan
Tambahan
1.
Tanda,
gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan, seperti
asma, infeksi HIV , infeksi menukar seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung,
postmatur/serotinus.
Tanda
dan gejala adanya kelainan yang terjadi pada ibu hamil harus sudah di
konsultasikan kepada seorang bidan. Maka seorang bidan harus mampu memberikan
indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan tersebut sesuai
dengan kondosi yang terjadi pada ibu hamil. Rujukan harus pada tempat yang
pasti dan yang memungkinan dapat mengatasi kelainan tersebut seperti di rujuk
ke RS yang alat-alatnya sudah lengkap. Kelainan yang kemungkinan di derita oleh
ibu hamil contohnya seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual (IMS),
diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.
Tanda-tanda dan gejala dari kelainan yang terjadi
pada ibu hamil ;
1. Asma
·
Kesulitan bernafas yang disebabkan sesak
napas atau napas yang sering terengah-engah. Gejala ini menjadi penanda asma
yang paling umum.
·
Sering batuk. Batuk bias menjadi tanda
adanya sesuatu yang salah pada paru-paru atau saluran pernapasan.
·
Mengi
·
Dada terasa sesak. Kondisi ini
menunjukkan bahwa paru-paru berada dibawah tekanan dan sebagai akibatnya timbul
rasa sakit konstan yang terjasi di daerah tersebut.
·
Perasaan lelah dan lesu. Kedua hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup oksigen yang didistribusikan ke tubuh
oleh paru-paru.
·
Cepat lelah ketika melakukan aktivitas
fisik seperti olahraga.
·
Susah tidur. Kondisi ini dapat
menyebabkan tubuh terasa lesu keesokan harinya.
·
Lebih sensitive tehadap alergi.
·
Pembacaan rendah bila diperiksa menggunakan
peak flow meter. Peak flow meter adalah alat yang diunakan untuk mengukur
fungsi paru-paru dan untuk menentukan apakah paru-paru bekerja di tingkat
normal dalam memanfaatkan oksigen.
·
Ketidakmampuan untuk mterlibat dalam
aktivitas fisik yang panjang tanpa mengalami masalah pernapasan.
2. Infeksi
Menular Seksual
Tanda-tanda
IMS pada laki-laki antara lain:
·
berupa
bintil-bintil berisi cairan
·
lecet
atau borok pada penis/alat kelamin
·
luka
tidak sakit
·
keras
dan berwarna merah pada alat kelamin
·
adanya
kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,
·
rasa
gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
·
rasa
sakit yang hebat pada saat kencing
·
kencing
nanah atau darah yang berbau busuk
·
bengkak
panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok
Pada
perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika
ada gejala, biasanya berupa antara lain:
·
rasa
sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
·
rasa
nyeri pada perut bagian bawah
·
pengeluaran
lendir pada vagina/alat kelamin,
·
keputihan
berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat
kelamin atau sekitarnya
·
keputihan
yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
·
timbul
bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
·
bintil-bintil
berisi cairan,
·
lecet
atau borok pada alat kelamin.
3. HIV
·
Demam
·
Kelelahan
·
Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah
bening
·
Sakit tenggorokan dan sakit kepala
·
Ruam kulit
·
Mual, muntah dan diare
·
Penurunan berat badan
·
Batuk kering
·
Pneumonia
·
Keringat malam
·
Perubahan pada kuku
·
Infeksi Jamur
·
Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
·
Herpes mulut dan herpes kelamin
·
Kesemutan dan kelemahan
·
Ketidakteraturan menstruasi
4. Diabetes
·
Poliuria (Sering Buang Air Kencing).
·
Poliphagia (Kelelahan Kelemahan).
·
Polidipsia (Sering Merasa Haus).
·
Berat Badan Akan Cepat Menurun.
·
Tanda-tanda Neuropati.
·
Kulit Kering dan bila terjadi luka akan
lama proses penyembuhannya.
5. Kelainan
Jantung
·
Sering
Kelelahan
·
Sering
Berkeringat
·
Mual Berlebihan
·
Merasa Cemas
dan Tegang
·
Nyeri pada
bagian tubuh
·
Nyeri di dada
·
Sakit kepala
·
Denyut jantung
tak teratur
·
Sesak napas
·
Pembengkakan
Kaki dan Perut
6. Postmatur/Serotinus
Post
matur adalah kehamilan yang ≥ 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang
berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle,
dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42
minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut partus
postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.
Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya
adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering
dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
2. Akibat dari penyakit akut dan
kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinya.
Akibat dari penyakit akut dan
kronis yng dialami diatas pada ibu hamil akan mengalami pendarahan , lemah
kandungan , abortus dan pada janin kemungkinan besar akan terkena infeksi HIV ,
akan mengalami cacat , syndrome.
NJ gambling - News, videos and pictures - KTAR
BalasHapusJAMANUARY 14, 2020 대구광역 출장마사지 - A visitor 창원 출장샵 sees two people injured in a 동두천 출장샵 brawl involving two 거제 출장샵 men at a casino on Saturday. 토토사이트 The incident happened around 3