RESUME SISTEM PERNAFASAN
Dosen Pengampu : Ayuningtyas, S.ST, M.Kes
Disusun Oleh :
Annisa Intan Puspitasari
Annisa Intan Puspitasari
NIM.
P1337424215005
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MAGELANG
TAHUN
AJARAN 2015/2016
Sistem Pernafasan
A.
Pengertian
Pernafasan
atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem
respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang
terjadi antara atmosfer melalui rongga hidung à faring à
laring à
trakea à
bronkus à
bronkiolusà
paru-paru à
alveolus à
sel-sel melalui dinding kapiler darah.
B.
Organ-organ
Pernafasan Manusia
1.Hidung
Hidung
berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang
hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki
rambut,banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang
dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh
rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring
debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung,mengatur suhu udara pernapasan,
maupun menyelidiki adanya bau.
Didalam
rongga hidung, udara akan mengalami tahap sebagai berikut:
a.
Penyaringan
Ditujukan
kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu. Benda-benda
tersebut dihalangi oleh rambut-rambut yang tumbuh kearah luar lubang hidung.
b.
Penghangatan
Yaitu
mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Penghangatan ini dimungkinkan
karena didalam dinding rongga hidung terdapat konka yang banyak mengandung
kapiler darah. Konka hidung (konka nasalis) adalah selaput lendir yang berlipat-lipat.
(Syaifuddin, 1995). Bila udara yang masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh
maka darah kapiler akan melepaskan energinya ke rongga hidung, sehingga suhu
udara yang masuk menjadi hangat. Disamping menghangatkan udara, adanya lendir
menyebabkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembab.
2.Faring
Faring
merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan,
terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher.
3.Laring
Laring
disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring terdiri atas tulang
rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang
rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan. Pangkal
tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu
menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laring sehingga makanan
tidak dapat masuk dalam laring. Sementara itu,ketika bernapas epiglotis akan
membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal
dengan pita suara.
4.Trakhea
Merupakan
pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm dan dindingnya terdiri atas tiga lapisan. Lapisan
luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan
cincin tulang rawan, sedangkan lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitel
bersilia. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang
rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di bagian belakangnya
tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna
untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Trakea dilapisi oleh selaput
lendir yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke
atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus
lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan. Di paru-paru
trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
5. Paru-paru
Paru-paru
terletak dalam rongga dada. Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta di
tengahnya dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik,
berpori, dan seperti spon. Apabila diletakkan di dalam air, paru-paru akan
mengapung karena mengandung udara di dalamnya. Paru-paru dibagi menjadi
beberapa belahan atau lobus. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru
kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Paru-paru dilapisi oleh
selaput atau membran serosa rangkap dua disebut pleura. Di antara kedua lapisan
pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga mencegah
terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak saat
bernapas. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun
dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan
ruang di antaranya menjadi jelas. Tekanan pada rongga pleura atau intratoraks
lebih kecil daripada tekanan udara luar (± 3– 4 mmHg).
Paru-paru
terdiri atas :
a. Bronkus (cabang batang tenggorokan) Bronkus
berjumlah sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi
menuju ke paru-paru kiri. Tempat percabangan ini disebut bifurkase. Bronkus
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus yang ke kiri lebih panjang dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar
daripada yang ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru
kanan lebih mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi
tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
b.
Bronkiolus Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan
salurannya lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang
rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia. Setiap
bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil
mirip anggur yang disebut alveolus.
c.
Alveolus Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa
gelembunggelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan
kapilerkapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan
di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus
memungkinkan terjadinya perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam
pertukaran gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah
ke udara. Jumlahnya lebih kurang 300 juta buah. Dengan adanya alveolus, luas
permukaan paru-paru diperkirakan mencapai 160 m2 atau 100 kali lebih luas
daripada luas permukaan tubuh.
C.
Proses
Pernafasan
Dalam
mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernapasan, yaitu:
1. Respirasi / Pernapasan Dada
Bagian
tubuh yang berperan dalam pernapasan dada, yaitu:
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi
atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan
tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. Pernapasan
dada atau costal breathing. Inspirasi dimulai dari otot interkostalis eksterna yang
berkontraksi. Akibatnya, tulang-tulang rusuk terangkat ke atas dan menyebabkan
rongga dada dan volume paru-paru membesar. Sebaliknya, ketika ekspirasi otot
interkostalis internal berelaksasi sehingga tulang-tulang rusuk menjad turun
dan volume rongga dada pun menurun.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
Bagian
tubuh yang berperan pada pernapasan perut, yaitu:
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang
mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke
paru-paru. Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing. Inspirasi dimuali
abdomen bergerak ke arah luar sebagai akibat berkontraksinya otot diafragma
yang turun ke bawah secara mendatar, sehingga rongga dada membesar dan
menurunkan tekanan udara di paru-paru Pada saat ekspirasi otot-otot diafragma
berelaksasi dengan cara mengendur dan cenderung melengkung ke atas. Akibatnya,
tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih tinggi karena volume rongga dada
maupun rongga paru-paru mengecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar